Taft F10/Taft Kotak/Kebo

Kebo, begitulah kebanyakan orang memanggil. Daihatsu Taft F10 atau yang lazim dijuluki kebo ini memang populasinya bisa dibilang jarang. Kebanyakan sebayanyalah F50 yang kerap ditemui. Perbedaan antara mereka yang mendasar adalah segi bahan bakarnya, yang F10 berbahan bakar premium dan yang F50 berbahan bakar solar.

Daihatsu F10 ini merupakan jip ke dua yang dimiliki papaku, sebelumnya papaku punya Taft F50. Papaku merupakan seorang penggemar dan pengagum kendaraan yang bernama jip ini. Tapi baru belakangan ini papaku akhirnya

punya jip. Kira-kira awal Januari 2010 ini. Pejuangan untuk mendapatkan ‘Taft Kotak’ ini tidaklah mudah. Dicari-cari diberbagai iklan, mulai dari internet, koran, hingga penjual mobil bekas. Kendala utamanya adalah ada pembeli yang duluan membeli Taft Kotak ini. Dan singkat cerita, akhirnya papaku mendapatkan jip yang diidam-idamkannya, walaupun jip nya tidak dalam kondisi prima.

Pembenahan pun dilakukan, dibawa ke bengkel, diotak atik bodinya, interiornya, mesinnya, smuanyalah. Dan akhirnya ‘Kebonya’ papaku bisa dibilang agak cantikan dikit. Papaku dengan bangga muter-muter Surabaya dan sempet diajak ke luar kota, ternyata mesinnya masih kuat book. Ketika dalam kelananya bersama ‘Kebo’, papaku ketemu salah seorang penngemar jip juga, si orang itu punya jip banyak katanya, dan singkat crita lagi dia terpikat dengan ‘Kebo’nya papaku. Dan setelah berbincang-bincang, si orang tersebut menawarkan buat tukeran jip, soalnya dia ngincer Taft yang diesel .Jipnya Taft F10 taun 78 (1978). Langsung aja papaku bergejolak hatinya senang riang gembira, la wong Taft F10 ini lebih langka dan lebih tua, Quotenya papaku “Semakin tua mobil semakin antic itu mobil” #apasih. Hahaha. Yasudah akhirnya jadi deh tukeran jipnya,padahal yang Taft F50 ini baru 3 bulan dikandang. Dirawatlah lagi ‘Kebonya’ sama papaku ini, dipoles, dikasi tambahan aksesoris interior sama exterior, macem-macem wes pokonya sampek kayak gambar sebelah ini.

Kulitnya yang ijo, dan ditambahi jok serta dinding-dinding yang dilapisi kulit warna coklat muda mbuat ‘Kebo’ yang satu ini tamba ciamik. Bahkan ke originalitas jip ini pun masi dijaga, cuma beberapa aja yang gak ori kayak stir, spion, sama apaaa gituu. Wes tamba diajak keliling truus njipe ini. Sampek-sampek diajak off road kecil-kecilan, sama naek gunung. Gila masi perkasaja ini ‘Kebo’.

Daaaan entah kenapa aku tiba – tiba ada rasa sama ‘Kebo’ ini, aku rasanya jatuh cinta sama ‘Kebo’ ini, kok rasae pingin njajal jip e ini. Yawes aku ngomong papaku,, pa papa, mbole njajal ‘Kebo’ nya, Monggooooo. Uh yesssss,, this is my first time ride this ‘Kebo’. My heart bilang gitu. Tapi pas mau masukin gigi aku bingung, la kok ada dua transfer case, ternyata yang satunya itu buat epek 4x4, baru tau aku. Hhehhe.

Sekarang akhirnya aku jadi penggemar serta pecinta jip kaya papaku. Ada satu misi yang belum dicapai kami berdua, yaitu, enjoin komunitas jip. Sampe saat ini masi belum join komunitas ‘Kebo’ di Surabaya, katae papaku enak kalo punya komunitas, bisa touring bareng-bareng. Doain kami nggeh biar ndang dapet komunitas,hhe..

Udah dulu yaaaa,, SEE YOU, (NB: Sori kalo alur critanya mbulet)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar